Previous slide
Next slide

BKKBN Ungkap 4 Hal Cegah Stunting: Asupan Kecukupan Gizi, Imunisasi Dasar Lengkap, ASI Eksklusif, dan Penyediaan Sumber Air Bersih

Plt. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Sundoyo, SH, MKM, M. Hum, membuka acara Seminar Edukasi Pencegahan Stunting pada Karyawati Hamil di Kawasan Industri Jababeka dan Seremonial Kick Off Program Gerakan Sehat Atasi Stunting (Getas).

Seminar tersebut sekaligus dirangkai dengan penyerahan secara simbolis bantuan dan vitamin tambahan untuk anak stunting dan ibu hamil.

Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh Pj. Bupati Bekasi, Dr. Drs. Dedy Supriyadi, MM, dan Direktur PT Jababeka Infrastruktur, Vega Violleta, bertempat di Universitas President, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

Program Getas merupakan bentuk kerjasama masyarakat, akademisi, dan sektor swasta untuk mendukung aksi Zero stunting di Kabupaten Bekasi yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi pada pertengahan 2024.

Getas adalah program yang memfokuskan pada kegiatan penyuluhan gizi dengan mengedukasi calon orang tua dan orang tua tentang pentingnya gizi seimbang di masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Kemudian, membantu pelayanan kesehatan dengan penguatan pelayanan di posyandu yang sudah bekerja sama dengan Jababeka dan puskesmas.

Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan kesehatan ibu dan anak yang lebih optimal, berupa bantuan makanan tambahan dan vitamin yang dibutuhkan, penyediaan air bersih dan sanitasi bersih untuk mencegah penyakit yang dapat memperburuk kondisi stunting, serta menjalin kerjasama dengan multisektor untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.

Sundoyo menyampaikan ada empat hal terkait percepatan penurunan stunting. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang sangat berpengaruh besar terhadap terjadi atau tidak terjadinya stunting. Di antaranya kecukupan gizi anak, imunisasi dasar lengkap, ASI Ekslusif, dan sumber air bersih.

“Apa maksudnya ketika bapak ibu telah melakukan imunisasi dasar lengkap, ketika bapak ibu telah menyuapi anak dengan gizi yang cukup, ketika ibu selama enam bulan terus memberikan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan, dan juga air bersih lingkungan yang sehat. Itu semua berkontribusi terhadap penurunan angka stunting,” tambah Sundoyo.

Ia juga menambahkan, ibu-ibu yang sedang hamil harus memeriksakan kehamilannya secara rutin selama masa kehamilan, paling tidak enam kali. Apalagi sekarang di puskesmas sudah ada USG.

“Apa sih tujuannya? Adalah untuk melihat bagaimana kondisi kesehatan bayi yang ada di dalam kandungan ibu. Nanti juga bisa dilihat bayi saya ini laki-laki atau perempuan,” tutur Sundoyo.

Dengan USG juga bisa diketahui apakah bayi dalam kandungan dalam keadaan sehat atau tidak. Dapat diketahui juga, misalnya ukuran lingkar kepala bayi berapa, berat badan bayi berapa, dll,” ucap Sundoyo.

“Stunting juga dapat dicegah melalui remaja dan calon pengantin. Calon pengantin harus sehat sebelum mereka nikah. Para remaja juga harus menjaga pola makannya. Mereka makannya tidak teratur. Makanannya siap saji, bukan bagaimana makanan yang bergizi. Pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet tambah darah pada remaja putri,” imbuh Sundoyo.

Di akhir sambutannya, Sundoyo juga mengingatkan kepada para ibu hamil, bahwa ketika stunting pada anak tidak teratasi, maka produktivitas anak tersebut di usia produktif tidak akan maksimal.

“Sekali lagi saya menghimbau bapak ibu, yuk … dengan cara apa pun kita bisa melakukan imunisasi dasar lengkap untuk cegah stunting pada anak kita,” kata Sundoyo.

Open chat
BE Radio Indonesia
Selamat datang di layanan Whatsapp Interaktif BE Radio Indonesia! ada yang bisa kami bantu?