Menyongsong peringatan Hari Keluarga Nasional ke-32 Tahun 2025, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) mengajak para orang tua untuk mencegah risiko stunting pada bayi prematur dengan penanganan yang tepat melalui kegiatan Taman Asuh Sayang Anak di Kelas Orang Tua Hebat (TAMASYA di KERABAT) Seri 5 Tahun 2025 yang kali ini mengusung topik “Kecil Tapi Kuat: Peran Orang Tua dalam Pengasuhan dan Gizi Bayi Prematur” dan dilaksanakan secara daring melalui Zoom serta Youtube kemendukbangga_bkkbn (26/06/2025).
Pada kegiatan ini, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, S.Sos. menyampaikan bahwa bayi prematur memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih tinggi, di antaranya adalah gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, berat badan lahir rendah (<2500 gram), gangguan imunitas, masalah penglihatan dan pendengaran, keterlambatan tumbuh kembang serta risiko stunting. Bayi lahir prematur juga berkontribusi terhadap 63,5% kematian neonatal berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) tahun 2019 – 2022.

“Meskipun lahir lebih awal, mereka (bayi prematur) adalah pejuang-pejuang kecil yang layak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh sehat dan hebat. Kita harus yakin bahwa bayi prematur bisa tumbuh dan bisa berkembang menjadi bagian dari generasi emas Indonesia, asalkan mereka mendapat pengasuhan yang tepat, gizi optimal, serta dukungan penuh dari orang tua, keluarga, dan lingkungan,” tutur Wamen Isyana.
Wamen Isyana pun menambahkan bahwa yang tak kalah penting dalam merawat bayi prematur adalah menjaga mental kesehatan ibu dan ayah karena kekuatan orang tua adalah sumber kekuatan anak. Hal ini pun disampaikan oleh dr. Braghmandita W.I., M.Sc., Sp.A (K) selaku narasumber, yakni ibu yang cukup istirahat serta dukungan emosional keluarga berperan penting dalam perawatan dan pengasuhan bayi prematur atau bayi kecil.

“Stimulasi tepat lainnya dalam merawat dan mengasuh bayi kecil adalah Perawatan Metode Kanguru (PMK) yang merupakan cara terbaik untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan pada bayi kecil dan dapat dilakukan oleh ibu, ayah, serta anggota keluarga sehat secara bergantian,” dr. Braghmandita melanjutkan, “Inkubator di dalam rumah sudah tidak lagi disarankan karena dapat menyebabkan bayi demam, dehidrasi, dan luka bakar.”
Beberapa tips merawat bayi prematur berdasarkan Buku KIA Khusus Bayi Kecil juga disampaikan dr. Braghmandita dalam TAMASYA di KERABAT Seri 5 Tahun 2025, antara lain mempersingkat kunjungan ke fasilitas kesehatan, menjaga kebersihan di rumah, menjauhkan bayi dari paparan asap rokok, dan melengkapi imunisasi serta memberikan vitamin A untuk bayi kecil.
Dengan semangat mewujudkan Generasi Indonesia Emas 2045 yang sehat cerdas, tangguh dan berdaya saing, serta antusiasme menyambut Hari Keluarga Nasional ke-32 pada 29 Juni mendatang, Wamen Isyana juga mengimbau, “Mari kita jadikan peringatan ini sebagai pengingat bahwa keluarga adalah garda terdepan dalam memastikan setiap anak mendapatkan pengasuhan dan gizi terbaik.
