Stunting Bukan Sekedar Program, Ini Misi Kemanusiaan

Penurunan angka stunting bukan sekedar target statistik, melainkan misi kemanusiaan yang memerlukan kerja nyata di lapangan.

Hal itu dikemukakan Li Claudia Chandra, Wakil Walikota Batam (Kepulauan Riau), di depan 124 peserta Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting/Rembuk Stunting, Rabu (18/6/2025), bertempat di Ruang Rapat Hang Nadim, Lantai IV Kantor Wali Kota Batam.

Kegiatan ini digelar menyongsong Hari Keluarga Nasional 29 Juni 2025 dan merupakan bagian dari komitmen bersama dalam menekan angka stunting  di Kota Batam.

Rapat juga membahas hasil evaluasi nasional berbasis data Survei Status Gizi Indonesia (SSG) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Dari data tersebut diketahui prevalensi stunting di Batam mengalami penurunan dari 16,1 persen (2023) menjadi 14 persen (2024).

Meski demikian, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menilai pencapaian ini belum cukup dan mendorong evaluasi triwulan berbasis data serta aksi langsung di lapangan.

Li Claudia juga menekankan pentingnya intervensi gizi sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan meminta laporan rutin dari kelurahan dan kecamatan terkait kegiatan penyuluhan serta pelayanan ibu dan anak.

Rohina, M.Si, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau, dalam dialog mengatakan, percepatan penurunan dan pencegahan stunting memerlukan data yang valid dalam memetakan wilayah. “Kami mohon dukungan ibu wakil walikota dan bapak Sekda dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi yang akan dilaksanakan pada 16 Juni sampai 30 September 2025,” ucapnya.

Berdasarkan data pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024, terdapat tiga wilayah di Kota Batam yang menunjukan angka keluarga berisiko stunting (KRS) cukup tinggi. Kecamatan Sagulung sebesar 10.375 jiwa, Kecamatan Batam Kota 6.790 jiwa dan Kecamatan Batu Aji 6.538 jiwa.

Rohina mengajak seluruh instansi yang hadir untuk berpartisipasi mengajak perusahaan yang ada di wilayahnya menjadi orang tua asuh dalam program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting). Lebih lanjut lagi Rohina juga mengatakan Pemerintah Kota Batam membentuk Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) di tiga wilayah dengan angka KRS tertinggi.

Hal tersebut disambut baik Jefridin, M.Pd selaku Sekretaris Daerah dengan menjanjikan pemerintah kota akan membentuk rumah asuh TAMASYA di tiga kecamatan dengan angka KRS tertinggi. “Ini merupakan upaya mencegah terjadinya kasus stunting baru di Kota Batam,” ujarnya saat menutup kegiatan.