Workshop Nasional 1001 Cinta dan Drama: Kemendukbangga/BKKBN Dorong Komunikasi Hangat antara Orang Tua dan Remaja

Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional ke-32 yang jatuh pada 29 Juni mendatang, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menggelar Workshop Nasional bertajuk 1001 Cinta dan Drama: Dinamika Relasi Orang Tua dan Remaja.

Acara yang berlangsung di Auditorium Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Senin (23/6/2025), menjadi ajang refleksi dan pembekalan bagi keluarga Indonesia. Khususnya dalam memahami tantangan komunikasi antara orang tua dan anak remaja di era digital.

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, dalam sambutannya menekankan pentingnya fungsi keluarga sebagai benteng utama dalam membentuk karakter generasi muda. Menurutnya, menjadi orang tua saat ini tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan materi, tapi juga harus hadir secara emosional dan relasional.

“Remaja kita sedang berada dalam fase perkembangan otak yang belum sempurna, sementara lingkungan digital menuntut mereka dewasa lebih cepat. Di sinilah peran orang tua, ayah dan ibu, begitu krusial. Komunikasi yang hangat dan setara menjadi fondasi utama,” ujarnya di hadapan peserta workshop yang hadir secara langsung maupun daring dari seluruh Indonesia.

Wamen Isyana juga menyinggung soal tantangan yang dihadapi keluarga modern, ketika anak sedang mengalami pubertas, orang tua, terutama ibu, sering kali juga tengah menghadapi fase perimenopause. Kondisi ini menurutnya bisa memicu gesekan emosional jika tak dibarengi dengan kesadaran, pengertian, dan komunikasi yang sehat.

Wamen Isyana menyampaikan bahwa workshop ini menjadi bagian dari upaya memperkuat program Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R). Kemendukbangga/BKKBN bekerja sama dengan Demi Kita, sebuah platform edukasi yang fokus pada penguatan dan pengembangan kapasitas calon pasangan dan keluarga, telah mengembangkan sebuah modul edukasi, 1001 Cinta dan Drama: Dinamika Relasi Orang Tua dan Remaja, yang memadukan edukasi tematik, fasilitasi emosional, hingga permainan interaktif.

Harapannya, peserta tak hanya tahu cara bicara yang tepat kepada anak, tapi juga tahu bagaimana cara mendengar dan menyentuh hatinya. “Kami ingin keluarga Indonesia bukan hanya jadi tempat tinggal, tapi tempat tumbuh. Tempat di mana anak bisa merasa diterima apa adanya,” lanjut Wamen Isyana.

Ia pun mengajak seluruh peserta workshop menjadi agen perubahan dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga masing-masing.

Workshop ini ditutup dengan harapan agar komunikasi yang setara dan penuh kasih menjadi bahasa utama dalam keluarga Indonesia. “Kader BKR dan PIK R jadi ujung tombak, menyapa keluarga dengan hati terbuka, dari workshop kita bergerak serempak, menyemai cinta di seluruh nusantara,” tutup Wamen Isyana sambil membacakan pantun.