Salah satu upaya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengaktualisasi peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 29 Juni 2025 agar lebih menyentuh kebutuhan masyarakat adalah dengan melaksanakan pelayanan KB serentak di seluruh Indonesia sejak pertengahan Juni sampai akhir Juni 2025. Target nasional adalah sejuta akseptor terlayani, baik peserta baru maupun ganti cara (metode) ber-KB.
Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pelayanan serentak ini diberikan target sebanyak 14.728 akseptor. Salah satu faskes yang berpartisipasi dalam pelayanan serentak adalah Rumah Sakit Islam Yogyakarta Persaudaraan Djamaah Hadji Indonesia (RSIY PDHI) yang berada di Jalan Solo – Yogyakarta KM 12,5 Tirtomartani Kalasan, Sleman.

RSIY PDHI sekaligus menjadi tuan rumah Puncak Acara Pelayanan KB Serentak di DIY yang dilaksanakan Senin (23/06/2025) secara virtual, dipimpin langsung Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Dipilihnya Kabupaten Rote Ndao yang terletak di Pulau Rote, pulau paling ujung selatan Indonesia mencerminkan semangat Kemendukbangga/BKKBN untuk terus meningkatkan akses dan kualitas layanan KB di seluruh wilayah hingga wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan)
“Pelayanan KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan kelahiran tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup,” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Iqbal Apriansyah.
Dijelaskan Iqbal, pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi atau penggunaan yang tidak tepat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). KTD sendiri mendatangkan risiko bagi ibu yang tidak siap untuk hamil.
Iqbal mengatakan Kemendukbangga/BKKBN mendorong penggunaan kontrasepsi MKJP atau Metode Kontrasepsi Jangka Panjang seperti IUD dan implan untuk memperkecil kegagalan berKB.

• Antusiasme PUS
Sementara itu, Kabid Administrasi Umum, Cahyo Prihatmoko, yang mewakili Direktur RSIY PDHI menyampaikan bahwa pelayanan gratis ini mendapatkan antusiasme Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah sekitar RSIY PDHI.
Salah satunya adalah Suasono, suami usia 25 tahun yang mengantar istri berusia sebaya. Pasangan Suasono telah dikaruniai anak balita hasil perkawinan mereka tiga tahun lalu pada saat masih sama-sama berusia 22 tahun.
“Dulu istri saya memakai suntik, terus ganti pil, dan kini akan ganti menggunakan implan” terang Suasono. Masa aktif implan yang cukup lama menjadi pertimbangan pasangan ini memutuskan menggunakan metode ini.