Menteri Wihaji: Bangun Budaya Baru Demi Keluarga Indonesia yang Tenteram dan Bahagia

Kepedulian terhadap lingkungan dan keluarga menjadi benang merah dalam kunjungan kerja Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, ke Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (6/5/2025).

Dalam kunjungan yang hangat dan inspiratif ini, menteri Wihaji tak hanya menanam pohon, tetapi juga menanamkan semangat perubahan kepada seluruh jajaran pegawai. Penanaman pohon beringin oleh menteri Wihaji bersama jajaran itu berlangsung di halaman kantor.

Aksi ini bukan sekadar simbolis, tetapi cerminan dari komitmen terhadap pelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari pembangunan keluarga.

“Pohon beringin ini bukan hanya pohon, tapi simbol naungan, perlindungan, dan keseimbangan. Kita ingin Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menjadi naungan yang teduh bagi keluarga-keluarga Indonesia,” ungkap menteri Wihaji dalam sambutannya, disambut antusias para pegawai.

Dalam kunjungan tersebut, menteri Wihaji sekaligus melakukan penandatanganan prasasti Ruang Terbuka Hijau, dilanjutkan dengan dialog bersama seluruh pegawai. Dalam kesempatan tersebut, menteri Wihaji menyampaikan arah baru transformasi kelembagaan BKKBN yang kini menjadi kementerian dengan mandat lebih luas, yaitu fokus pada pembangunan keluarga dan kependudukan.

“Kita tidak hanya bicara pengendalian penduduk, tapi bagaimana penduduk tumbuh seimbang dan kualitas hidup meningkat. Jangan sampai kita menghadapi krisis demografi seperti negara-negara maju,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada para pegawai yang bekerja di lini lapangan, menjalankan berbagai program prioritas (quick wins), seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), AI SuperApp berbasis keluarga, serta Lansia Berdaya.

“Terima kasih bapak ibu yang punya tugas luar biasa di lini lapangan untuk mengerjakan lima quick wins kita. Kinerja teman-teman adalah kunci keberhasilan,” ujarnya.

Lebih lanjut, menteri Wihaji menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga, terutama di tengah derasnya arus digital. Ia menyayangkan kondisi di mana anak-anak lebih dekat dengan gawai daripada orang tua mereka.

“Kita harus aktif membangun komunikasi di rumah. Jangan sampai anak-anak lebih akrab dengan handphone daripada orang tuanya,” pesannya penuh keprihatinan.

Ia kemudian menyampaikan gagasan tentang sekolah keluarga, sebagai upaya sistematis meningkatkan kualitas keluarga Indonesia. Menurutnya, jika persoalan dalam keluarga bisa diselesaikan, sebagian besar masalah sosial dan ekonomi juga dapat terurai.

“Menjadi PR (pekerjaan rumah) kita untuk memastikan bagaimana keluarga berencana itu berjalan, di mana terdapat tiga indikator yaitu mandiri, tenteram, dan bahagia,” kata menteri Wihaji menekankan arah kebijakan yang lebih holistik.

Menutup pertemuan, menteri Wihaji mengajak seluruh jajaran pegawai membangun budaya kerja baru yang lebih efektif dan kolaboratif. Ia optimistis bahwa dengan pendekatan yang lebih segar dan menyentuh akar permasalahan keluarga, program-program kementerian akan lebih berdampak nyata.

“Mari, kita bangun budaya baru, yang lebih adaptif, partisipatif, dan fokus pada dampak. Kualitas hidup masyarakat adalah tujuan utama kita,” pungkasnya.

Kunjungan ini menjadi pengingat kuat bahwa pembangunan keluarga bukan sekadar angka statistik, tapi tentang menciptakan ruang yang lebih hangat, sehat, dan harmonis bagi setiap insan di dalamnya.

Open chat
BE Radio Indonesia
Selamat datang di layanan Whatsapp Interaktif BE Radio Indonesia! ada yang bisa kami bantu?