Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN resmi menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) menjadi Orang Tua Asuh dalam program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting). Ditandai oleh penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemendukbangga/BKKBN dengan PTPN III, Senin malam (05/05/2025), di Sarinah, Jakarta.
“Tujuan kita mengapa menggandeng korporat termasuk PTPN karena ini bagian dari korporasi yang punya tanah banyak di mana-mana dan memelihara kebun multirakyat dan ada anak-anak yang perlu diasuh. Luar biasa PTPN. Terima kasih,” ungkap Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, pada acara Detik Sore on Location.
MoU ini adalah kolaborasi untuk menekan angka stunting di Indonesia. Menteri Wihaji menekankan bahwa mengajak korporasi untuk terlibat dalam GENTING adalah juga salah satu tanggung jawab sosial korporat. Tidak hanya bagi karyawannya, namun juga masyarakat sekitar yang stunting dan berpotensi stunting. Ia juga mengingatkan untuk mencegah terjadinya stunting.
“Kenapa stunting ini penting? Jangan sampai terjadi, apa ukurannya?1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kalau mulai hamil kita rawat ibunya, kita kasih asupan gizi, air bersihnya, sanitasinya sampai nanti menyusui dua tahun.. Itu lolos, insya Allah ke depan baik-baik. Tapi kalau sudah dua tahun, stunting tidak bisa disembuhkan. Sebesar 20% persen stunting bisa disembuhkan. Karena itu kita lebih baik mencegah daripada mengobati,” tambahnya.

Fokus PTPN III Atasi Stunting
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PTPN III (Persero), Sucipto Prayitno pada kesempatan yang sama mengungkapkan fokus PTPN III untuk entaskan stunting khususnya di lingkungan kerja. Ia juga mengemukakan tentang tantangan yang ada.
“(Tantangannya) ketidakpahaman orang tua untuk memberikan gizi yang baik. Bukan tidak bisa menyediakan, tetapi tidak bisa memilihkan dan menyajikan. Contoh, ditinggal main game misalnya sama orang tuanya, nanti makan anaknya nggak dikontrol, makannya sembarangan. Terkesan kenyang tetapi sebenarnya gizinya kurang,” jelasnya.
Permasalahan lainnya, tambah Sucipto, terkait sanitasi yang ada di sekitar kebun. Ia menggambarkan bahwa sanitasi juga salah satu penyebab stunting. PTPN juga sangat memperhatikan 87 ribu karyawan beserta keluarganya, termasuk putra dan putri karyawan, dengan mendirikan kembali Posyandu.
“Kesempatan berikutnya ada keinginan kita dan mulai dari kita tentang pemberdayaan perempuan untuk mendapatkan tambahan penghasilan sehingga bermanfaat untuk mendapatkan makanan bergizi,” harapnya.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Rani Fahd Arafiq mengatakan bahwa DPR RI sangat mendukung penuh Kemendukbangga/BKKBN sebagai kementerian baru yang berupaya mengentaskan anak dari stunting, khisusnya duiungan dari sisi anggaran.
“Kementerian baru ini harus selalu kita dorong dengan anggaran yang luar biasa. Kalau pak menterinya sudah semangat, anggarannya nggak ada juga, kopong juga sebenarnya bagaimana kita mau mengentaskan stunting,” urai Rani.
Ia mengapresiasi upaya menteri Wihaji yang langsung turun ke lapangan mengecek distribusi dan mengantarkan Makanan Bergizi Gratis bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Balita Non-PAUD di beberapa daerah.
Program GENTING adalah salah satu Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN. Adapun 5 program Quick Wins lainnya adalah Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Super Apps Berbasis AI “Keluarga Indonesia”, dan Lansia Berdaya.