Kualitas penduduk sangat ditentukan oleh pembangunan sumber daya manusia (SDM). Upaya pembangunan SDM yang utama adalah melalui pendekatan keluarga.
Keluarga menjadi fondasi utama lahirnya generasi berkualitas. Oleh karena itu, orangtua harus dibekali bagaimana perencanaan keluarga yang baik. Sehingga anak yang dilahirkan sehat dan terhindar dari stunting.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si, pada kegiatan Penguatan Penyelenggaraan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan kegiatan Mahasiswa Peduli Stunting (Mahasiswa Penting) di Kampung KB Desa Pambotajara, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (24/10/2024).
Menurut Dadi, penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan, khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak.
Termasuk juga akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan, serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi lingkungan.
“Keempat faktor tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak,” ujar Dadi.
Dalam kaitan itu, sejumlah mahasiswa dari Poltekes Kemenkes Kupang Cabang Waingapu melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di wilayah Waingapu.
“Para mahasiswa, bekerjasama dengan BKKBN, akan membantu pemerintah memberikan penyuluhan, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting,” ungkap Dadi.