Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN akan semakin memperkuat tata kelola program di seluruh unit kerja sejalan adanya transformasi dari yang semula dari badan menjadi kementerian.
Langkah ini dilakukan untuk menyatukan arah program, meningkatkan kualitas layanan, dan memastikan pimpinan turun langsung memahami kebutuhan masyarakat. Perubahan ini juga menegaskan peran baru Kemendukbangga/BKKBN yang menuntut tata kelola dan pelaksanaan program yang lebih kuat dan cepat.
“Perubahan dari badan menjadi kementerian harus nampak karena kita ini eksekutif, artinya harus menjadi eksekutor, menjalankan program-program sesuai visi-misi Presiden,” ujar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, pada pembukaan kegiatan Rapat Koordinasi Akhir Tahun Pimpinan (Rakorpim) yang dilaksanankan secara luring di Bogor, Jawa Barat, Senin (01/12/2025).

Untuk itu Kemendukbangga/BKKBN menghadirkan sejumlah quick win seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Bedaya (Sidaya), hingga SuperApps Sakina.
Penguatan program juga terlihat dalam fokus pembangunan tahun 2025. Tahun ini menjadi masa penting untuk menuntaskan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, sekaligus menyiapkan langkah menuju RPJPN (jangka panjang) 2025–2045. Kemudian target Kemendukbangga/BKKBN di tahun 2025 ini adalah menurunka angka prevalensi stunting menjadi 18,8%. Data prevalensi stunting nasional pada tahun 2024 adalah sebesar 19,8% berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, turun dari 21,5% pada tahun 2023 (SKI 2023).
Menurut Menteri Wihaji, memasuki 2026 Kemendukbangga/BKKBN akan menjalankan program dengan lebih efisien, efektif, fokus, adaptif, cepat, terintegrasi, menjawab langsung kebutuhan masyarakat di berbagai daerah, dan berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya mewujudkan keluarga berkualitas dan Indonesia Emas 2045.



