Cegah Stunting, Program Prioritas Presiden Prabowo Menuju Generasi Emas 2045

Stunting merupakan permasalahan kompleks dengan multi dimensi, dari kurangnya akses terhadap pangan bergizi, sanitasi yang buruk, rendahnya pengetahuan keluarga tentang pengasuhan atau edukasi hingga kurangnya intervensi pihak terkait.

Sebuah kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari pada 8-9 Oktober 2025, di Daerah Istimewa Yogyakarta, mengulik persoalan tersebut. Bahkan secara spesifik menghadirkan dua aksi nyata intervensi. Di hari pertama berupa peninjauan lokasi bedah rumah di tiga itik Kota Yogyakarta. Hari kedua berupa Kick Off Momentum Piloting Program Genting yang dilaksanakan di tiga titik pada Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Sebagai langkah nyata pencegahan stunting, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), bekerjasama dengan BSI Maslahat Semarang, memberikan bantuan dalam bentuk nutrisi atau asupan bergizi. Termasuk perbaikan sanitasi yang buruk melalui bedah rumah dan juga edukasi.

Sebanyak 103 sasaran keluarga berisiko stunting (KRS) menerima manfaat dari program Genting di Provinsi DIY. Sebanyak 100 penerima manfaat, 50 dari Kabupaten Sleman dan 50 dari Kabupaten Bantul. Masing-masing mendapatkan bantuan senilai Rp 135 juta dalam bentuk asupan nutrisi bagi ibu hamil dan balita yang akan diberikan setiap hari selama lima bulan.

Sedangkan tiga orang penerima manfaat lainnya dari Kota Yogyakarta mendapatkan bantuan masing-masing senilai Rp 15 juta dalam bentuk bedah rumah serta paket sembako.

•⁠ ⁠Bedah Rumah

Senyum terpancar dari wajah penerima manfaat di Kelurahan Wirobrajan. Ia adalah JW, yang mengaku senang dan sangat berterimakasih kepada Kemendukbangga/BKKBN dan BSI Maslahat Semarang atas bantuan renovasi kamar mandi dan dapur rumahnya.

Ia begitu bersemangat menunjukan kamar mandi dan dapur yang akan direnovasi, sambil menggendong putrinya yang masih berusia 29 bulan.

Begitupun dengan BW, penerima manfaat di Kelurahan Purbayan. Sambil menggendong bayinya yang berusia tiga bulan, ia bercerita bahwa rumah yang dihuninya tidak hanya ditempati oleh keluarga kecilnya tetapi juga bersama keluarga besar.

Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd, Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat, Kemendukbangga/BKKBN, kala menyorot kegiatan ini, berujar bahwa piloting digelar terkait dengan intervensi yang bersifat sensitif untuk pencegahan stunting.

“Bantuan di sini untuk sanitasi yang baik, perbaikan dapur, juga kamar mandi dan seisinya. Dibantu oleh mitra Genting dari BSI dengan tujuan membantu keluarga untuk mewujudkan agar anak-anak di lingkungan ini menjadi sehat dan kuat. Jangan sampai stunting,” kata Taguh, yang disampaikan dalam kegiatan peninjauan lokasi bedah rumah di Kota Yogyakarta, Kamis (8/10/2025).

Karena sifatnya piloting, maka tidak hanya selesai di keluarga tapi juga di lingkungan, posyandu, dan program KB di mana stunting tidak lepas dari pelaksanaan program KB. “Yang dibantu BSI melalui Genting adalah penyediaan sanitasi yang baik. Karena ini piloting, pilot project, kalau membutuhkan lagi bantuan tinggal nanti cari mitra,” ujar Teguh.

Manager BSI Maslahat Semarang, Eko Pradana, megatakan bahwa BSI tidak hanya mengurusi financial tetapi juga di dalamnya ada program berkelanjutan seperti program sosial, peduli sesama, di antaranya tertuju pada stunting yang angkanya masih tinggi. Ditangani BSI bekerjasama dengan Kemendukbangga/BKKBN dan pihak lain.

Piloting Genting

Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Sleman berada di kisaran 17,3%,
Kabupaten Bantul sebesar 16,5% dan Kota Yoguakarta 10,6% . Ketiganya lebih rendah dibanding rata-rata nasional (19,8%). Namun tetap memerlukan upaya lebih lanjut agar capaiannya dapat mendukung pencapaian target nasional penurunan stunting.

“Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bantul kecil di bawah angka nasional. Tetapi harus disadari kalau angka ini ada orangnya, jadi harusnya zero stunting, sehingga tetap perlu ada upaya,” kata Direktur Pendayagunaan Lembaga Organisasi Kemasyarakatan, Wahyuniati, S.IP, M.Ph, dalam kegiatan momentum piloting program Genting di Pendopo Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Jumat (9/10/2025).

Ia menekankan pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) — 270 hari kehamilan dan 730 hari setelah kelahiran — sebagai bentuk pencegahan stunting. Saat ini pemerintah fokus di pencegahan, sementara penanganan dilakukan dengan cara terendiri. Namun ada juga masyarakat menjadi pintar dengan edukasi.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada BSI Maslahat, pemerintah daerah, Bupati dan jajaran, Kepala Dinas DP3APPKB dan jajaran dan TPK (Tim Pendamping Keluarga) di lapangan. Pencegahan stunting memang tidak bisa dilakukan oleh Kemendukbangga/BKKBN sendiri tapi perlu sinergitas bersama.

Menurut Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, SE, hasil kegiatan pencegahan stunting tidak bisa diketahui dalam waktu seminggu. Upaya ini justru harus dilakukan secara berkelanjutan. “Hasilnya akan kita lihat saat anak masuk di usia pertumbuhan,” jelasnya.

Yang pasti, kegiatan pencegahan stunting masih menjadi kegiatan prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk menyiapkan Generasi Emas 2045.