Dari Jambore Nasional Purna Kemendukbangga/BKKBN: Perjuangan Tak Berhenti Karena Pensiun

Lebih dari 300 pensiunan pegawai Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dari seluruh penjuru tanah air memadati Gedung Ghra Pandawa Balaikota Yogyakarta, mengikuti pembukaan Jambore Nasional Juang Kencana VIII, Rabu (8/10/2025).

Walau telah memasuki masa purna tugas, mereka tetap bersemangat menjadi “pejuang program kependudukan dan keluarga berencana” yang disingkat Juang Kencana.

Ketua Umum Juang Kencana, Sudibyo Ali Muso tegas mengatakan bahwa perjuangan para pejuang program kependudukan, pembangunan keluarga dan keluarga berencana (Bangga Kencana) tidak pernah berhenti hanya karena pensiun.

“Seperti ungkapan old soldier never dies, kita Juang Kencana tidak pernah berhenti berjuang tapi hanya menyingkir perlahan-lahan saja,” ujar Sudibyo.

Menyingkir artinya memberi kesempatan kepada para penerus sambil tetap membantu dengan mengambil peran pendukung. Dengan pengalaman segudang dan waktu luang yang fleksibel tentu banyak yang bisa dilakukan para purna tugas di lingkungan masing-masing dalam turut memajukan program Bangga Kencana.

Juang Kencana pada akhir 2024 tercatat memiliki 2.292 anggota dan terus bertambah.

•⁠ ⁠Ajang Pererat Silaturahmi

“Jambore Juang Kencana menjadi bukti nyata bahwa pengabdian kepada bangsa dan masyarakat tidaklah berhenti hanya karena masa bhakti formal telah usai,” ujar Gubernur DI Yogyakarta dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X.

Selain itu, lanjut Gubernur, Jambore juga menjadi ajang mempererat silaturahmi sambil tentu saja menikmati suasana Daerah Istimewa Yogyakarta.

Para peserta Jambore berdatangan dari seluruh provinsi dengan berbagai moda angkutan dan menginap di Hotel Prima Inn sebagai venue kegiatan. Bahkan, sebagaimana diceritakan Sudibyo, ada peserta dari pelosok Sulawesi yang begitu bersemangat, yang menempuh perjalanan darat dan laut selama lima hari sebelum tiba di Kota Yogyakarta. Ada yang naik bus rombongan, kereta, atau kendaraan pribadi.

“Tapi ada juga yang naik pesawat. Nah, kalau ini adalah golongan yang rajin menabung,” seloroh Sudibyo.

Gurauan Ketua Juang Kencana ini jumbuh dengan paparan Walikota Yogyakarta Hasto Wardoyo sebagai keynote speaker dalam acara ini. Sosok yang sangat menguasai program Bangga Kencana karena pernah memimpin BKKBN sebelum mencalonkan kepala daerah ini menyayangkan fenomena ‘growing old before rich’ atau menjadi tua sebelum kaya.

Penyebabnya adalah tidak dijalankannya pengelolaan keuangan yang baik sehingga saat menua dan pensiun tidak punya penghasilan yang cukup.

Menurut dokter Hasto, panggilan akrab Walikota yang masih menyempatkan praktek medis setiap Sabtu ini, jika hal itu terjadi maka akan membebani generasi di bawahnya (anak) dan menciptakan Generasi Sandwich, generasi yang terjepit karena selain membiayai diri sendiri dan anak juga membiayai orang tua.

Maka, sebelum pensiun atau saat masih produktif upaya untuk menabung, berinvestasi, dan merintis ‘passive income’ harus dilakukan. Ungkapan yang benar adalah ‘going rich before growing old’.

“Apalagi secara biologis, usia puncak manusia itu 32 tahun,” dokter Hasto mengingatkan. Setelah usia puncak, secara kodrati manusia mengalami bebagai penurunan fungsi tubuh tanpa bisa dicegah.

Penurunan fungsi tersebut bisa berlangsung cepat atau lambat dan terkendali, tergantung kondisi kesehatan masing-masing. Jika sejak balita sudah stunting dan sering sakit karena malnutrisi tentu penurunan fungsi tubuh akan berlangsung lebih cepat dan drastis.

•⁠ ⁠Arsitek Kemendukbangga

Deputi Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, saat memberikan sambutan menyampaikan terima kasih kepada Walikota Hasto Wardoyo, karena transformasi BKKBN dari badan menjadi kementerian tidak lepas dari peran aktif Hasto Wardoyo saat memimpin lembaga tersebut.

“Harapannya dengan adanya Kementerian ini (Kemendukbangga/BKKBN) urusan pemerintahan bidang kependudukan dan pembangunan keluarga dapat dilaksanakan secara lebih optimal. Dan dibalik dibentuknya Kemendukbangga/BKKBN, salah satu arsiteknya adalah Pak Hasto Wardoyo,” ujar Teguh.

Turut hadir dan memberikan sambutan Pengurus Pusat Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang diwakili Rusdianto. Hadir pula mantan Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto, Kaper BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah, Kaper BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih, serta mantan Kaper BKKBN DIY yang kini menjabat Wakil Bupati Majena Andi Ritamariani.

Malam sebelumnya peserta Jambore telah mendapatkan paparan mengenai program Lansia Berdaya dan setelah pembukaan di Balaikota akan melaksanakan City Tour serta mengadakan malam keakraban dengan pentas budaya asal masing-masing peserta sebelum ditutup keesokan harinya.