GENTING Hadirkan Solusi Nyata Atasi Stunting di NTB, 164 Sumur Bor Dibangun untuk Akses Air Bersih

Intervensi non-nutrisi menjadi bagian penting dalam menekan angka stunting, terutama di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur dasar. Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah penyediaan air bersih melalui pembangunan sumur bor di titik-titik rawan stunting.

“Sumur bor ini bukan sekadar proyek fisik, tapi menjadi simbol nyata kepedulian dan gotong royong semua pihak dalam memastikan setiap anak tumbuh sehat. Air bersih adalah fondasi kesehatan keluarga, dan hari ini kita sudah bisa mencatat 164 titik sumur bor yang telah dibangun dan dimanfaatkan di seluruh wilayah NTB.”

Hal itu diungkap Ketua Tim Kerja Permas Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Lalu Sten, dalam diskusi yang berlangsung secara daring, Kamis (10/7/2025). Diskusi diikuti para pemangku kepentingan. Mereka melakukan koordinasi intensif untuk memperkuat peran orang tua asuh dan memperluas cakupan intervensi, termasuk dalam pengadaan akses air bersih melalui pembuatan sumur bor.

Pembuatan sumur bor tersebut merupakan bagian dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

GENTING merupakan gerakan nasional berbasis gotong royong yang bertujuan menghubungkan para orang tua asuh dengan keluarga berisiko stunting, terutama pada masa krusial 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah dua tahun (baduta) untuk mendapatkan dukungan menyeluruh, baik dalam bentuk nutrisi maupun non-nutrisi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bantuan orang tua asuh tidak hanya terbatas pada pemenuhan gizi seperti susu, makanan tambahan, atau suplemen. Tetapi juga mencakup edukasi gizi keluarga, pemberdayaan ekonomi ibu, hingga bantuan sarana sanitasi dan air bersih.

Hingga Juli 2025, berdasarkan data Dashboard Peduli GENTING, telah terdaftar sebanyak 1.103 mitra aktif yang terlibat sebagai orang tua asuh. Sementara itu, jumlah keluarga penerima manfaat dari gerakan ini di NTB telah mencapai 7.830 keluarga, mencerminkan semakin luasnya cakupan dan kepercayaan terhadap program ini.

Ia menjelaskan, seluruh intervensi, baik bantuan fisik maupun edukatif, wajib dicatat dan dilaporkan secara akurat melalui dashboard yang telah disiapkan, guna memastikan transparansi, akuntabilitas, dan monitoring yang berkelanjutan.

•⁠ ⁠Kolaborasi Lintas Sektor

GENTING dirancang sebagai gerakan terbuka yang melibatkan lintas sektor: pemerintah daerah, BUMN, dunia usaha, organisasi keagamaan, komunitas lokal, serta individu. Kolaborasi inilah yang menjadi kekuatan utama gerakan ini, sekaligus cerminan semangat gotong royong bangsa Indonesia.

“GENTING bukan sekadar program bantuan. Ini adalah gerakan sosial yang mengembalikan rasa kepedulian antarsesama. Setiap orang bisa terlibat sebagai orang tua asuh, dan memberi dampak nyata terhadap tumbuh kembang generasi penerus,” tambah Lalu Sten.

Pertemuan virtual ini juga menjadi momen refleksi dan evaluasi, sekaligus memantik semangat untuk memperkuat sinergi dalam intervensi yang lebih luas. Mulai dari penguatan edukasi gizi dan sanitasi, hingga penyediaan fasilitas dasar seperti sumur bor yang terbukti sangat bermanfaat bagi keluarga-keluarga di desa-desa rawan stunting.

Dengan dukungan dari seluruh pihak, diharapkan GENTING dapat terus berkembang menjadi gerakan nasional yang tak hanya menyentuh angka statistik, tetapi juga mengubah wajah masa depan anak-anak Indonesia — dimulai dari keluarga, dimulai dari NTB.