Penyediaan data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) sebagai data operasional sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) di tingkat desa/kelurahan. Sekaligus sebagai data untuk mempertajam sasaran intervensi program percepatan penurunan dan pencegahan stunting.
Data KRS dimutakhirkan melalui verifikasi dan validasi (verval), dan diikuti Pemutakhiran Pendataan Keluarga yang dilakukan setiap tahun . Pada 2025, verval KRS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan mulai 16 Juni hingga 15 Juli 2025 secara serentak di tujuh kabupaten/kota, 47 Kecamatan, dan 393 desa/kelurahan.
Kegiatan pendataan ini kemudian dilanjutkan dengan Pemutakhiran Pendataan Keluarga yang akan dilaksanakan pada 22 Juli hingga 21 Agustus 2025. Sebanyak 45 kecamatan dan 260 desa/kelurahan menjadi obyek pendataan, dengan lokus sampel tersebar di tujuh kabupaten/kota. Target jumlah keluarga yang didata sebanyak 175.176 KK.
Wilayah geografis Provinsi Bangka Belitung yang merupakan kepulauan memberikan tantangan tersendiri dalam proses verval KRS dan Pemutakhiran PK-25. Akses ke daerah terpencil, keterbatasan tenaga lapangan, hingga sinyal komunikasi yang belum merata menjadi hambatan yang perlu diatasi dengan pendekatan kolaboratif dan inovatif.
Namun demikian, antusiasme para kader PK dan dukungan pemerintah daerah menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan tanggung jawab bersama masih menjadi kekuatan utama di Bumi Serumpun Sebalai.
Pada tahun 2024, Kemedendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kembali dinobatkan sebagai Provinsi Tercepat dalam melakukan Pemutakhiran Pendataan Keluarga dengan jumlah keluarga terdata sebanyak 162.338 KK dari target 161.745 KK (100,37%).

● Ketila Data Tervalidasi
Ketika data keluarga telah tervalidasi dengan baik, maka penyaluran program bantuan, intervensi terhadap keluarga berisiko stunting, serta edukasi mengenai perencanaan keluarga dapat dilakukan dengan lebih efisien.
“Dengan demikian, keluarga di Bangka Belitung akan lebih siap dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan kesehatan di masa depan” ujar Fazar Supriadi Sentosa, SH , Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepualauan Bangka Belitung, beberapa waktu lalu.
Tercatat, jumlah Keluarga Berisiko Stunting di provinsi tersebut tahun 2022 sebanyak 57.711, menurun menjadi 42.255 pada 2023, dan 35.283 pada hasil Pemutakhiran PK-24. Capaian ini menjadi motivasi dan optimisme seluruh Tim Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting terhadap penurunan angka stunting di Bangka Belitung.
Sementara berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, tercatat prevalensi stunting di Bangka Belitung sebesar 20,1%, menurun 0,5% dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sebesar 20,6%.
“Verifikasi dan validasi data pemutakhiran keluarga bukan sekadar pekerjaan administratif, tetapi merupakan langkah fundamental dalam membangun bangsa yang kuat dari unit terkecilnya keluarga,” jelas Fazar.
“Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama seluruh stakeholder terus berkomitmen menjaga integritas dan kualitas data, demi pemanfaatan data yang tepat sasaran dan mendukung terciptanya Generasi Indonesia Emas 2045” tutup Fazar.
