Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia diprediksi akan terus mengalami peningkatan seiring dengan berakhirnya masa puncak bonus demografi. Kondisi ini terjadi sebagai akibat dari lonjakan jumlah penduduk usia produktif selama periode tersebut, yang kemudian berkontribusi pada bertambahnya populasi lansia.
“Pertambahan jumlah lansia ini menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan, karena dapat membawa dampak positif maupun negatif,” ujar Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For, MARS, pada acara peluncuran Sekolah Lansia di delapan desa sebagai langkah strategis dalam mewujudkan kualitas hidup lansia yang lebih sehat, aktif, dan bermartabat.
Kehadiran sekolah lansia ini merupakan kolaborasi antara Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tabanan dengan Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, yang acara peresmiannya dipusatkan di kantor Bupati Tabanan, Senin (7/7/2025).
Bali sendiri sedang memasuki masa transisi demografi menuju populasi lansia yang semakin dominan. Berdasarkan proyeksi BPS, proporsi lansia di Provinsi Bali tahun 2025 diperkirakan mencapai 14,9%. Berdasarkan data Pendataan Keluarga Tahun 2024, Kabupaten Tabanan bahkan menduduki proporsi jumlah lansia tinggi di Bali, mencapai 19,87%.
Jika penduduk lansia sehat dan produktif, hal tersebut bisa menjadi bonus demografi yang kedua bagi Indonesia. Namun sebaliknya, jika mereka memiliki derajat kesehatan yang rendah dan tidak produktif, akan menjadi beban dan tanggungan bagi anak cucunya.
“Oleh karena itu, jumlah penduduk lansia yang besar ini harus disikapi secara bijak untuk memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka,” ujar dr. Luhde, panggilan akrab Kaper BKKBN Bali.

• Sekolah Lansia: Pendidikan Sepanjang Hayat
Sekolah lansia diinisiasi sebagai pendidikan nonformal berbasis komunitas yang ditujukan bagi warga lanjut usia. Mengusung prinsip ‘long life learning’, program ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan lansia dalam aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Dokter Luhde menjelaskan bahwa sekolah lansia merupakan upaya nyata menjadikan lansia bukan hanya objek pembangunan, tetapi juga subjek dan pelaku aktif. Sekolah ini mendorong perubahan paradigma dari “peduli lansia” menjadi “lansia peduli”—baik kepada sesama lansia, anak-anak, remaja, maupun lingkungan sosial sekitarnya.
Berdasarkan data sampai Juni 2025, tercatat 21 sekolah lansia sudah terbentuk di berbagai desa di Povinsi Bali. Bahkan, di antaranya sudah melahirkan lansia-lansia tangguh yang telah menyelesaikan pendidikannya dan telah diwisuda.
Dengan diresmikannya delapan Sekolah Lansia di Kabupaten Tabanan, total Sekolah Lansia yang sudah terbentuk di Provinsi Bali sejumlah 29 sekolah lansia dan ini sekaligus menjadikan Tabanan menjadi kabupaten yang membentuk sekolah lansia terbanyak di Provinsi Bali, yaitu sembilan sekolah lansia.

• Sekolah Lansia di 8 Desa
Adapun peresmian sekolah lansia di delapan desa di Kabupaten Tabanan, meliputi Sekolah Lansia Werdha Sejahtera – Desa Tista, Kec. Kerambitan; Sekolah Lansia Wreda Sandhi – Desa Mambang, Kec. Selemadeg Timur; Sekolah Lansia Werdha Jayanthi – Desa Batannyuh, Kec. Marga; Sekolah Lansia Werdha Giri Shanti – Desa Jatiluwih, Kec. Penebel.
Berikutnya, Sekolah Lansia Jara Adhirajasa – Desa Selabih, Kec. Selemadeg Barat; Sekolah Lansia Manik Weredha Utama – Desa Manikyang, Kec. Selemadeg; Sekolah Lansia Beraban Lestari – Desa Beraban, Kec. Kediri; Sekolah Lansia Sad Eka Sari – Desa Mekarsari, Kec. Baturiti.
Peluncuran ini disambut positif perangkat desa dan masyarakat. Diharapkan inisiatif ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk berpartisipasi dalam penguatan peran keluarga dalam mendukung lansia sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan.
Bupati Tabanan yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. I Made Agus Harthawiguna, M.Si menyatakan dukungannya terhadap diresmikannya delapan sekolah lansia di beberapa wilayah di Kabupaten Tabanan.
“Ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan komitmen kita untuk menjadikan lansia sebagai bagian penting dari pembangunan. Melalui sekolah ini, kita ingin memastikan para lansia tetap sehat, aktif, mandiri, dan bahagia di masa tuanya,” ujar I Made Agus.
Lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Tabanan akan terus hadir dan bersinergi demi kesejahteraan seluruh masyarakat, termasuk para lanjut usia. “Maka, saya mengajak seluruh elemen masyarakat, keluarga, kader, tenaga pemerintah mendukung penuh program sekolah lansia ini. Mari kitа wujudkan desa yang ramah lansia, yang menghargai dan merawat warganya dari lahir hingga usia lanjut,” ujarnya.
• Bagian dari Quick Wins SIDAYA
Sekolah lansia merupakan bagian dari program “Quick Wins” SIDAYA (Lansia Berdaya) yang diinisiasi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN. SIDAYA menjadi satu dari lima prioritas nasional.
Melalui SIDAYA, BKKBN mendorong peningkatan partisipasi aktif lansia dalam kehidupan bermasyarakat melalui pendidikan dan pemberdayaan komunitas.
SIDAYA adalah Lansia Tangguh yang sehat, produktif, merasa aman dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan sesuai dengan minat dan potensinya, yang diwujudkan melalui integrasi kebijakan layanan terhadap kelompok lansia.
Selain itu, SIDAYA merupakan bentuk pendampingan bagi keluarga lansia dan lansia itu sendiri melalui kepedulian dan peran serta multi sektor. “Melalui sekolah lansia ini kami berharap dapat melahirkan lansia-lansia yang SMART: Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat,” ujar dr. Luhde.
Kemendukbangga/BKKBN berkomitmen mendorong inovasi program berbasis keluarga dan komunitas untuk menghadapi tantangan demografi dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Sekolah Lansia di Kabupaten Tabanan menjadi langkah awal menuju masyarakat yang lebih inklusif, sejahtera, dan berkeadilan bagi seluruh usia.