ASI Eksklusif Bukan Pilihan Mahal, Namun Hanya 67,03 Persen Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif

Para ibu didorong untuk tidak mudah menyerah dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Ajakan ini disampaikan dr. Stevanny Wulan, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sulawesi Tengah.

Menjadi narasumber dalam kegiatan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) seri pertama yang mengusung tema ASI Eksklusif: Hadiah Terbaik untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang digelar secara virtual, Selasa (20/5/2025), dr. Stevanny menekankan pentingnya dukungan keluarga, terutama mertua dan pasangan, dalam membantu ibu menyusui secara optimal.

Dalam paparan di acara yang mengusung tema ASI Eksklusif: Hadiah Terbaik untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dr. Stevanny mencontohkan figur publik seperti Nikita Willy, Shireen Sungkar, dan Syahrini yang memilih memberikan ASI meski berasal dari kalangan ekonomi atas.

“Mereka ini orang kaya, dikenal ‘sultan’, tapi tetap memilih menyusui karena ingin memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, hanya 67,03 persen bayi di bawah enam bulan di Sulawesi Tengah mendapatkan ASI eksklusif. Fakta ini menunjukkan perlunya edukasi dan konseling yang intensif.

“Dukungan sebaiknya sudah diberikan sejak trimester ketiga kehamilan untuk mencegah tantangan seperti rendahnya pasokan ASI di awal persalinan,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni masa kritis dalam tumbuh kembang anak. Nutrisi yang tepat, khususnya ASI, sangat penting dalam menunjang perkembangan otak anak yang mencapai 75% ukuran otak dewasa saat usia dua tahun.

“Kekurangan nutrisi selama periode ini bisa berdampak pada risiko stunting, obesitas, bahkan penyakit tidak menular di masa depan,” tegasnya.

•⁠ ⁠Edukasi Pengasuhan

Kegiatan Tamasya di Kelas Orang Tua Hebat merupakan program Kemendukbangga/BKKBN yang bertujuan memberikan edukasi pengasuhan anak kepada orang tua, pengasuh, serta keluarga. Tahun ini, program yang dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah akan digelar dalam lima seri selama lima bulan dengan topik berbeda-beda.

“Setiap seri akan membahas tahapan tumbuh kembang anak yang unik dan berbeda, agar para orang tua bisa memahami dan mendampingi perkembangan anak secara tepat,” ujar Kemendukbangga/Kepala BKKBN Sulawesi Tengah yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga, Ir. Kartini, M.Si.

Kegiatan ini diikuti OPD KB se-Sulawesi Tengah, pengelola Taman Penitipan Anak, kader Bina Keluarga Balita, serta masyarakat umum yang antusias mengikuti sesi edukatif ini.