Sebagai bentuk dukungan terhadap pencegahan Stunting melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir (Kab. OI), Sumatera Selatan, segera menggerakkan seluruh ASN di lingkungannya untuk menjadi Orang Tua Asuh (OTA).
Hal ini disampaikan Wakil Bupati Ogan Ilir, Ardani, SH, MH, saat menerima Audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan di Ruang Audiensi Komplek Perkantoran Pemkab Ogan Ilir, Selasa (11/11/2025).
Hal ini sekaitan dengan inovasi dalam program GENTING yakni Songket Limar yang bersifat gotong royong untuk menjadi orang tua asuh. “Ini sesuatu yang jarang terjadi, biasanya urunan satu sampai tiga orang, ini bisa sampai sembilan orang untuk satu anak asuh. Apalagi hanya lima puluh ribu satu bulan saya rasa tidak berat,” ujar Ardani.
Songket Limar merupakan inovasi Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan dengan kearifan lokal dalam mendukung Program Quick Win GENTING yang menggandeng Rumah Zakat. Program ini berkonsep gotong royong untuk menjadi orang tua asuh (OTA) anak stunting. OTA bisa terdiri dari satu, tiga, lima, dan sembilan orang untuk satu anak asuh.
“Nanti kita kumpulkan Kepala OPD untuk rapat dan menginventarisir anak-anak berisiko stunting. Ini nanti akan jadi program di 2026. Kita tuntaskan seluruh anak berisiko stunting agar punya orang tua asuh,” tambah Ardani.
Pada kesempatan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan, dr. Arios Saplis, berharap rencana ini dapat segera terealisasi dan menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain. Hingga 2025, program GENTING di Kabupaten Ogan Ilir telah menjangkau 3.335 penerima edukasi dan 152 penerima bantuan nutrisi, dengan tingkat capaian 134,6%. “Semoga permasalahan stunting di Ogan ilir bisa dituntaskan dengan gerakan gotong royong ini,” ujarnya.

• TAMASYA
Selain program GENTING, pertemuan ini juga membahas program quick wins Kementerian Kependudukan dan Pembamgunan Keluarga/BKKBN lainnya, yakni Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Lansia Berdaya (SIDAYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), dan Super Apps Keluarga, serta realisasi DAK subbidang KB.
Salah satu program yang juga menjadi perhatian adalah TAMASYA. Di Ogan Ilir ada sembilan Tempat Penitipan Anak (TPA) yang menjadi TAMASYA, namun ada beberapa TPA yang sulit dimasuki oleh Penyuluh KB (PKB).
Menurut Evi Silviani, selaku Ketua Tim Kerja KSPK, BKKBN Sumsel, hal ini dapat menghambat pelaporan ke pusat. Apalagi pelaksanaan Tamasya dipantau langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN.
“Untuk itu, kami mohon bantuan Bapak Wabup untuk menfasilitasi agar kawan-kawan PKB dapat masuk ke sana,” ujarnya berharap.
Menanggapi hal tersebut, Ardani menyampaikan Pemkab Ogan Ilir siap untuk memfasilitasi, “Nanti tolong Kadis PPPAPPKB untuk menghubungi perusahaan tersebut. Kalau Kadis tidak berhasil membuka aksesnya nanti saya sebagai wakil bupati siap turun langsung menindaklanjuti,” tegas Ardani.
Pada kesempatan ini juga diserahkan piagam penghargaan atas suksesnya pelaksanaan Pelayanan KB Terintegrasi dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia, TNI Manunggal KB Kesehatan, Harganas ke-32, dan Hari Anak Nasional yang telah diselenggarakan pada 30 Oktober 2025 di Lapangan Bola Tanjung Raja, Indralaya.
Kegiatan itu diselenggarakan secara kolaboratif antara Kemendukbangga/BKKBN, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, serta mitra kerja terkait.
Acara yang dirangkai dengan kegiatan wisuda lansia itu dihadiri Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru. Ia turut memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan upaya peningkatan kesejahteraan lansia di Sumatera Selatan.



