SDM merupakan aset terpenting dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia, kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai ‘key driver’ penyelenggaraan pemerintahan perlu dikembangkan secara maksimal.
“Pengembangan kapasitas ini harus dilaksanakan sedini mungkin untuk pembentukan karakter ASN yang berkualitas,” ujar Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, saat membuka Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (2/7/2025), di auditorium kantor Kemendukbangga/BKKBN di Jakarta.
Pelatihan ini diselenggarakan demi membentuk PNS professional dengan karakter yang dibentuk oleh sikap dan perilaku bela negara, mendukung terwujudnya Smart Governance serta melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat sesuai Employer Branding ASN, yaitu Bangga Melayani Bangsa.
“Saya senang hari ini rapi-rapi sekali, luar biasa, wabil khusus para peserta pelaksanaan yang hadir secara luring maupun daring yang pada hari ini dimulai sampai beberapa hari ke depan,” ujar Menteri Wihaji.

• Flower, Bee, Honey dan Generasi Emas
Menteri Wihaji mengatakan bahwa di setiap sektor kehidupan ada hukum yang harus dipatuhi. “Ketika kita naik motor maka yang diikuti adalah hukum naik motor, pakai helm, bawa STNK. Hari ini teman-teman masuk sebagai calon ASN, khususnya di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN. Maka, hukum yang harus diikuti adalah aturan yang berkenaan dengan ASN maupun Kemendukbangga/BKKBN. Tidak sebebas ketika belum menjadi ASN,” ujar Menteri Wihaji.
Menteri Wihaji juga mengingatkan, ketika bekerja maka poin pentingnya adalah proses dan tujuan, dengan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan. “Di kita ada Perpres nomor 180 dan 181, UU Nomor 52 tahun 2009, itu bagian dari aturan yang nanti mengatur kita dan menjadi pedoman.”
Poin penting yang dituju, lanjut Menteri, adalah memberi kepastian layanan kependudukan dan layanan tentang pembangunan keluarga. Tujuan tersebut tidak bisa tercapai kalau hanya satu dua orang. Dibutuhkan 714 ASN baru yang nanti akan memastikan tujuan bersama dengan tempat, posisi dan kewenangan masing-masing.
“Ibarat sepeda, ada yang jadi sadel, stang, pedal, roda, rantai, boncengan dan sebagainya, tapi tidak dapat terpisahkan karena apabila tidak lengkap maka tidak bisa jalan,” ujar Menteri Wihaji menganalogikan.
Yang juga tidak kalah penting, menurut Menteri Wihaji, adalah proses yang tengah dikerjakan jajaran kementerian saat ini, sesuai filosofi yang tertuang dalam logo kementerian, yaitu flower, bee, honey.
CPNS diandaikan Menteri sebagai calon-calon flower (bunga). Karena masih c atau calon maka mereka diminta membuat pelayanan program Pembamgunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang terbaik. Sehingga bee-nya akan datang.
“Ketika ada flower yang bagus, yang indah, menarik, lebah-nya datang. Siapa lebahnya? Masyarakat Indonesia yang akan kita layani. Apa yang terjadi? Ketika flower ketemu bee maka lahirlah honey. Apa itu? Madu. Siapa madu itu? Inilah pertemuan antara kita birokrasi yang ada dalam ASN sebagai flower. Masyarakat yang kita layani sebagai bee yang menjadi generasi emas masa depan,” ujari Menteri.
Merubah perilaku masyarakat untuk mencetak generasi emas, dan akan saya ulang-ulang terus, Menteri Wihaji mengakui mencetak generasi emas tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. “Ini akan saya ulang-ulang terus,” tandas Menteri.
Dalam sambutannya, Menteri Wihaji juga menyentuh isu kekinian revolusi industri 5.0 yang menjadi dasar dan pengetahuan wajib. Hal ini terkait juga dengan modernisasi organisasi dewasa ini yang menjadi kebutuhan. “Dan itu butuh dua kalimat: kreatif dan inovatif,” ujar Menteri.
Karena itu, lanjut Menteri, dengan perkembangan teknologi, diharapkan kreativitas dan inovasi harus betul-betul dimunculkan. “Otak kiri silahkan maksimalkan, tapi jangan juga lupakan otak kanan. Maka, yang saya sebut pikiran dan hati, ini yang akan kita kerjakan,” katanya lagi.

• Dari Keluarga untuk Indonesia Maju
Menurut Wihaji, tugas dan kewenangan Kemendukbangga/BKKBN hanya dua, yaitu Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, “Kependudukan untuk memastikan bahwa penduduk Indonesia baik-baik saja, cara pengaturannya harus terkendali.”
Supaya terkendali, kata Menteri, dilakukan melalui Metode kontrasepsi Keluarga Berencana. “Kalau dikendalikan saja tidak cukup. Mak, hari ini kita bikin Grand Design Pembangunan Keluarga. Fondasinya bagus, kuat, maka bangunannya akan kuat, menuju perubahan perilaku untuk Indonesia Emas 2045,” papar Memteri Wihaji.
Menteri Wihaji juga melihat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 yang diperingati setiap tanggal 29 Juni menjadi momen penting untuk membangun peran strategis keluarga dalam membentuk karakter, ketahanan dan masa depan Indonesia maju.
Terkait dengan itu, Kemendukbangga/BKKBN telah meluncurkan lima program percepatan atau Quick wins yang juga mewarnai kegiatan Harganas. Terdiri dari Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Lansia Berdaya (Sidaya), dan Super Apps berbasis aplikasi tentang Keluarga Indonesia.
Untuk diketahui Blended Learning CPNS Latsar CPNS dilaksanakan pada Juni – November 2025 bagi 714 CPNS Golongan III sebanyak 18 angkatan. Selanjutnya pada 2026 akan diselenggarakan Latsar CPNS bagi Golongan II sebanyak 6 angkatan.
Adapun kualifikasi penilaian peserta diberikan kepada peserta dan diumumkan pada saat penutupan (pelepasan) pelatihan. Peserta harus memenuhi batas nilai kelulusan (passing grade) dengan nilai di atas 70,01 pada setiap kriteria penilaian evaluasi.
