Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Kepala BKKBN, Dr. H. Wihaji, SAg, MPd, melakukan audiensi strategis dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Selasa (12/12/2024).
Pertemuan ini membahas berbagai strategi untuk mengintegrasikan kebijakan kependudukan dengan program peningkatan gizi nasional, berlangsung di kantor BGN, Jakarta. Fokus utama audiensi ini adalah penguatan kerja sama lintas sektor guna menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Dalam audiensi tersebut, Dr. Wihaji menekankan pentingnya keterpaduan antara program kependudukan, seperti pengendalian angka kelahiran dan perencanaan keluarga, dengan program perbaikan gizi masyarakat. Menteri Wihaji juga memaparkan dari 75 juta keluarga yang terdata, 8,6 juta diantaranya adalah keluarga berisiko stunting.
Tak lupa, menteri Wihaji juga menawarkan pemanfaatan data kependudukan sebagai dasar perumusan kebijakan gizi. Ia juga menegaskan komitmen Kemendukbangga untuk mengoptimalkan tenaga lini lapangan, seperti Penyuluh KB (PKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), dalam mendukung distribusi dan edukasi terkait gizi.
Sementara Kepala Badan Gizi Nasional, Prof Dr Ir Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa apa yang dilakukan BGN tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan Kemendukbangga/BKKBN, yaitu mengirim makanan setiap hari ke rumah masyarakat. “Kami bekerja sama dengan posyandu dan kader PKK,” ujar Prof Dadan yang juga mengapresiasi perhatian Kemendukbangga/BKKBN terhadap isu gizi.
“Saat ini kami sudah menurunkan 300 orang di seluruh Indonesia, di 150 titik. Dan sistem kami dengan satuan pelayanan melayani untuk pertama kali 3.000 anak di sekolah. Karena yang paling mudah menentukan titik geospasial. Karena statis, kami tempatkan satu satuan pelayanan mengitari sekolah-sekolah,” lanjutnya.
Prof. Dadan mengatakan, satuan layanan ini tersebar di seluruh daerah dirancang untuk menangani distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara terstruktur ke berbagai kelompok sasaran,” jelasnya.
Pertemuan ini juga menghasilkan beberapa rencana strategis untuk mengatasi tantangan gizi di Indonesia. Salah satu langkah konkret adalah memperkuat edukasi kepada keluarga muda tentang pentingnya asupan gizi selama masa kehamilan dan menyusui. Selain itu, program peningkatan akses makanan bergizi melalui kerja sama dengan berbagai pihak juga menjadi prioritas.